Makalah Estetika dan Stilistika
MAKALAH
ESTETIKA DAN STILISTIKA
TENTANG: ANALISIS NOVEL ( AJARI AKU MENUJU ‘ARSY )
KARYA: WAHYU SUJANI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya lah tugas makalah ini dapat kami selesaikan yang membahas tentang menganalisis novel yang berjudul: Ajari Aku Menuju ‘Arsy, Karya: Wahyu Sujani.
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini selain memenuhi tugas dari dosen yang bersangkutan, agar kami memahami nilai-nilai yang terkandung dalam novel tersebut.Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar kedepannya bisa lebih baik lagi.
Penyusun,
kelompok cahaya
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL........................................................................................... i
KATA PENGANTAR........................................................................................... ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................... 2
1.3 Tujuan..................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................ 3
2.1 Konsep Dasar.......................................................................................... 3
2.1.1. Pengertian Novel.......................................................................... 3
2.1.2. Jenis-jenis Novel........................................................................... 3
2.1.3. Unsur-unsur Instrinsik Yang Terdapat Dalam Novel................... 4
2.1.4. Sinopsis Novel Ajari Aku Menuju ‘Arsy...................................... 5
2.1.5. Unsur-unsur Instrinsik Dalam Novel Ajari Aku Menuju ‘Arsy.... 7
2.1.6. Unsur Estetika Dalam Novel Ajari Aku Menuju ‘Arsy............... 17
2.1.7. Biografi Pengarang Dalam Novel Ajari Aku Menuju ‘Arsy........ 18
3.1 Metode Yang Digunakan.................................................................... 19
BAB III PENUTUP............................................................................................... 20
3.1 Kesimpulan.......................................................................................... 20
3.2 Saran.................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA
FOTO-FOTO
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ketika masih kecil, saat berusia sekitar tujuh tahun, aku pernah bertanya pada emak, “Mak, hal apakah yang paling sulit di dunia ini?”Emak heran dengan pertanyaan anak seusiaku. “Belum saatnya kamu memikirkan perkara yang sulit, Sayang,” sahut si Emak sambil menggulirkan kayu bakar dalam tungku api tempat nongkrongnya untuk menanak nasi buat kami sekeluarga.Tapi, aku keukeuh dan kembali bertanya dengan pertanyaan serupa.Akhirnya, Emak menatapku dalam-dalam.Masih kuingat tatapan indahnya yang hingga kini selalu aku rindukan.Emak tersenyum, lalu menjawab, “Hal yang paling sulit di dunia ini adalah mengubah akhlak manusia.Sungguh, melakukan hal itu lebih berat ketimbang kita memindahkan Gunung Tangkuban Perahu yang bisa kamu lihat itu.”
“Alasannya?” tanyaku penasaran.“Karena akhlak manusia munculnya dalam hati.Dan tau kamu siapa yang menggenggam hati?Allah azza wa jallah.”Aku terdiam merenungi. Hingga detik ini, ucapan indah Emak masih selalu aku ingat dan memunculkan sebuah kesimpulan, bahwa kita hanya bisa berusaha mengingatkan, sementara Allah yang menentukan apakah si penyimpang akhlak itu akan kembali baik ataukah semakin tersesat. Bahagia dan nikmat dialah yang akan merasakannya sendiri. Di Surgakah kelak dia akan tinggal ataukah di Neraka yang hina? Wallahu a’lam bishawah, ya muqallibal qulub.Untuk generasi muda Indonesia yang sedang giat-giatnya berkarya, buat duniamu dan dunia mereka bercahaya dengan kata-kata yang kau punya. Walau terasa sulit, tapi setidaknya kita tetap berusaha!
1.2 Rumusan Masalah
2.1.1. Menjelaskan Pengertian Novel
2.1.2. Menjelaskan Jenis-jenis Novel
2.1.3. Menjelaskan Unsur-unsur Instrinsik Yang Terdapat Dalam Novel
2.1.4. Sinopsis Novel Ajari Aku Menuju ‘Arsy
2.1.5. Menjelaskan Unsur-unsur Instrinsik Dalam Novel Ajari Aku Menuju ‘Arsy
2.1.6. Menentukan Unsur Estetika dan Stilistika Dalam Novel Ajari Aku Menuju ‘Arsy
2.1.7. Menjelaskan Biografi Pengarang Dalam Novel Ajari Aku Menuju ‘Arsy
3.1 Apakah Metode Yang Digunakan
1.3 Tujuan
a. Agar Kita Memahami Bagaimana Cara Menganalisis Novel
b. Untuk Mengembangkan Wawasan dan Pengetahuan Tentang Novel
c. Agar Kita Semua Mengetahui Unsur-unsur Yang Ada Dalam Novel (Ajari Aku Menuju Arsy).
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar
Novel yang diartikan sebagai proses rekaan panjang yang menyuguhkan tokoh-tokoh dan menampilkan serangkaian peristiwa dan latar belakang yang tersusun secara rapi. Istilah lain duntuk novel adalah roman. Novel atau roman merupakan bentuk-bentuk prosa baru dlam prosa Indonesia yang berupa fiksi atau rekaan dn tergolong cerita pendek tetepi
2.1.1. Pengertian Novel
Novel berasal dari bahasa italia novella yang berrarti barang baru kecil.dan kemudian diartikan sebagai cerita pendek dalam bentuk prosa menurut Abrams ( Nurgiantoro, 2007:9).Dewasa ini istila novella dan novelle mengandung pengertian yang sama dengan istilah Indonesia novellet yang berrarti sebuah karya fiksi yang panjangnya cukupan, tidak terlalu panjang namun juga tidak terlalu pendek.
2.1.2. Jenis-jenis Novel
Menurut jenisnya novel dibagi menjadi 6 jenis.
1.Novel popular ( Novel Pop)
Sejenis sastra popular yang menyugukan problema kehidupan berkisar pada kisah asmara yang simple yang bertujuan hiburan. Sastra popular atau sastra popular atau sastra pop diambil dari istilah “Polpuler Literature” ialah sejenis sastra yang dikategorikan sebagai ssastra hiburan dan komersial.
2.Novel Serius (Novel Literer)
Novel literer adalah novel bermutu sastra, novel ini disebut novel serius karena keseriuasan dan kedalaman masala-masalah kehidupan kemanusiaan yng diungkapkan pengarangnya.
3.Novel Picisan
Novel ini isinya cenderung mengeksploitasikan selera dengan sungguhan cerita yang mengisahkan cinta asmara yang menjerumus kepornografis.
4.Novel Absurd
Novel ii sejenis fiksi yang kisahnya tentang penyimpangan dari logika biasa, irrasional, realitas bercampur angan-angan dan mimpi.
5.Novel Horor
Cerita fiksi yang melukiskan kejadian-kejadian yang bersifat horor, drakula penghisap darah, hantu-hantu yang gentayangan dan berbagai keajaiban supranatural yang berbaur denagan kekerasan dan kematian.
6.Novelet
Bentuk novel yang lebih terbatas, lebih kecil kisahan ceritanya.Ciri-ciri pada umumnya sama dengan novel, keterbatasan novelette dilihat dari halamnnya.
2.1.3. Unsur-unsur instrinsik yang terdapat dalam novel.
1. Tema bagi sebuah karangan sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dengan unsur-unsur karya sastra lainnya. Tema merupakan sumber imajinasi bagi pengarang untuk membayangkan bagaimana cerita berakhir.
2. Alur arau Plot
Aminuddin (1987:25) berpendapat bahwa alur atau plot adalah rangkaian yang dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa sehingga menjadi suatu cerita yang diharapkan oleh para pelaku dalam suatu cerita.
3. Penokohan atau perwatakan
Istilah penokohan berasal dari kata tokoh yang berrarti orang yang terkemuka atau pemimpin. Tokoh merupakan individu rekaan yang mengalami peristiwa atau perlakuan dalam berbagai bidang peristiwa cerita.
4. Latar atau Setting
Lattar atau Seting cerita adalah lingkungan tempat peristiwa terjadi (Semi, 1988:46).
5.Sudut pandang atau Point Of View
Sudut pandang atau point of view menyangkut tekhnis berbicara yaitu Bagaiman pandangan pribadi seseorang pengarang akan mengungkapkan sebaik-baiknya selain itu pmilihan sudut pandang amat penting sebab akan menyangkut masa seleksi kejadian –kejadian cerita yang disajikan penyangkut siapa yang akan dipaparkan.
1. Gaya bahasa
Gaya bahasa adalah cara pengarang memilih, mengatur dan menyajikan susunan kata-kata dalam suatu cerita. Jadi gaya bahasa adalah bahasa khiasan, bahasa mudah dipengaruhi untuk meningkatkan kesan (efek) dengan ijin memperkenalkan serta memperbandingkan sesuatu benda atau benda tertentu dengan benda lain yang lebih umum.
2. Amanat
Amanat merupakn ajaran moral atau pesan yang hendak disampaikan pengarang kpada pembaca melalui karynya itu.
2.1.4. Sinopsis Novel Ajari Aku Menuju ‘Arsy
Novel adalah karya sastra berbentuk cerita panjang yang menyatu menjadi buku.Novel tidak bisa disebut cerita pendek karena novel adalah cerita panjang.
Novel yang baik adalah novel yang isinya dapat memanusiakan para pembacanya.Sebaliknya novel hiburan hanya dibaca untuk kepentingan santai belaka.Yang penting memberikan keasyikan pada pembacanya untuk menyelesaikannya.Tradisi novel hiburan terikat dengan pola – pola. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa novel serius punya fungsi social, sedang novel hiburan Cuma berfungsi personal.Novel berfungsi social lantaran novel yang baik ikut membina orang tua masyarakat menjadi manusia.Sedang novel hiburan tidak memperdulikan apakah cerita yang dihidangkan tidak membina manusia atau tidak, yang penting adalah bahwa novel memikat dan orang mau cepat-cepat membacanya.
Ajari Aku Menuju ‘Arsy adalah sebuah novel penggetar jiwa karangan Wahyu Sujani. Novel ini menceritakan tentang “wanita penggenggam lentera langit”.Berikut sipnosisnya.
Aina Mardhiyah memutuskan untuk pulang ke Indonesia setelah tujuh tahun menimba ilmu sekaligus menjadi murabbiyah para mahasiswa Indonesia di Kairo. Sebuah surat genting dari sang Kiai membuatnya semakin mantap kembali menginjakkan kaki di dusun Karang Pecah. Ada sesuatu yang menimpa para penduduk dusun, dan dialah kunci pencerahan di sana.
Tapi, apa yang terjadi? Penduduk dusun yang terobsesi mendapatkan dua buah pusaka misterius serta-merta menghadang langkah Aina bersama kawan-kawannya.Semua hal yang dilakukan anak-anak muda pembala Kalam Allah itu ditentang habis-habisan.Pertentangan itu semakin lama semakin melewati batas akal sehat. Satu per satu, teman Aina disingkirkan, hingga Aina pun harus hijrah ke kota Bandung.
Malangnya, bebas dari ancaman penduduk dusun, Aina malah masuk perangkap seorang mucikari kelas atas.Siapa sangka jika akhirnya Aina rela menukar kesuciannya demi nyawa seseorang yang sangat dicintainya? Siapa sangka jika sosok yang kerap disandingkan dengan sang bidadari surga berubah menjadi wanita penghibur kelas atas dengan tarif puluhan juta per malam?
Lalu, seberapa jauh Aina terperosok dalam lembah hitam? Siapa sosok penyelamat yang akan membawanya lari dari dunia pelacuran? Akankah Aina kembali suci seperti sosok sang bidadari surga yang menanti para mujahid Tuhan?
Simaklah kisahnya yang menggetarkan dalam novel luar biasa ini!
2.1.5. Unsur-unsur Instrinsik Dalam Novel Ajari Aku Menuju ‘Arsy
Unsur intrinsik adalah : Unsur yang membangun dari dalam suatu karya sastra.
A. Tema: Menurut pendapat Saad (1967:185), tema adalah persoalan pokok yang menjadi pikiran pengarang, di dalamnya terbayang pandangan hidup dan cita-cita pengarang.Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa tema adalah pokok pembicaraan dalam sebuah cerita yang paling banyak menimbulkan konflik.
Dalam Novel ini Temanya adalah: Liku-liku perjuangan Seorang wanita dalam menegakkan ajaran islam.
B. Tokoh/ penokohan : Istilah penokohan berasal dari kata tokoh yang berrarti orang yang terkemuka atau pemimpin. Tokoh merupakan individu rekaan yang mengalami peristiwa atau perlakuan dalam berbagai bidang peristiwa cerita.
Ø Protagonis adalah tokoh utama yang pada umumnya berkarakter baik jadi idola atau pahlawan. Seperti kutipan dibawah ini:
1. Aina Mardiyah (Halaman 413) “Sudah saatnya kalian terlepas dari pekerjaan haram ini. Sebelum terlambat malam ini juga tiggalkan rumah ini, aku akan mencari Rose untuk membalas sakit ha tiku padanya.”
2. Fatma(Halaman 38) “Horeee Fatma hafal surat Al-kafirun!” Teteh punya hadiah buat Fatma, sebuah boneka bergaun muslim yang indah. Fatma lansung menerimanya denganwajah senang “ Jazakillah…khailan…kastilan…syuklon,Teteh,” Ucapnya terbata-bata”.
3. Kiai Hasan (Halaman 72) “Wahai Anak-anak ku, Tanamkan dalam hati kalian apa yang ayah kalian tulis ini. Terangilah dusun indah kita ini dengan ilmu yang kalian miliki seperti sejak pertama kali terbentuk. Namun sekali lagi bersabarlah saat kalian melaksanakannya”.
4. Asri (halaman 20) “Kini dalam benaknya, muncul kegelisahan kepergian Aina merupakan bencana baginya, ia tidak bisa minta bantuan lagi mengenai skripsinya, terlebih lagi ia akan kehilangan seorang yang sudah dianggap saudarinya sendiri’’.
5. Abdullah Faturrahman(Halaman 375) “Sengaja aku kembali ke Bandung untuk menemuimu, Ingin menolongmu agar kamu kembali seperti Aina yang aku kenal selama di Mesir”
6. Mas Joko (Halaman 23) “ Ah neng, ini mohon diterima. Mas ndak bisa ngasih apa-apa lagi selain batik ini. takut besok kita ndak bisa ketemu lagi. karena umur kita kersaning gusti Allah. hehehe…sampaikan salam saya buat Ummi dan Abah neng di Kampung”.
7. Laily dan Hera (Halaman 30) “Matanya sudah sembab sedari tadi. Hera dan Laily pun sama. Amat sedih akan ditinggal pulang oleh Aina”.
8. Mang Oncom(Halaman 35)“Dengan hati bergetar, Aina mengetuk pintu mengucapkan salam. beberapa saat pintu pn terkuak. seorang lelaki setengah baya, berbadan kurus, tanpa lengan kiri kemudian berkopiah kupluk, terlihat berdiri mematung. Dia mang Oncom duda tanpa keluarga yang selalu membantu keluarga Aina di sawah”.
9. Bu Halimah(Halaman 36) “Ambu Halimah yang masih mengenakan mukena lansung berlari memburu Aina. memeluk dan menciumnya dengan isak tangis yang lansung membahana”.
10. Pak Husni (Halaman 36) “Ya Allah, seperti mimpi akhirnya kamu kembali juga, Nak! Allahu Akbar!” Mata pak Husni berlinang”.
11. Ahmad, Danang, Ujang dan Ratih tersenyum senang. Lalu mulailah mereka membicarakan misi yang akan dilakukan. “ Terang-terang atau sembunyi-sembunyi, sama saja akan menuai reaksi penduduk. kita mulai perlahan saja. kita ramaikan surau dengan peringatan mauled Nabi yang jatuh dari hari senin mendatang. kita undang penduduk. kita lihat reaksi mereka apa. setelah itu kita bujuk anak-anak kecil untuk belajar mengaji lagi. Bagaimana?” Aina menyarankan. (Halaman79)
12. Pak Rahmat(Halaman 83) “Kebetulan kan sekolah kekurangan guru, neng. Jadi, bapak ke sini mau menawari neng Aina untuk mengajar”.
13. Bu Ceuceu(Halaman 180) “ Pak!” Bu ceuceu berusaha menengahi dengan mata berurai basah. “Apa yang dikatakan Ratih benar . Bapak salah. dari dulu, ibu tidak setuju dengan apa yang bapak lakukan dengan Pak Kuwu, dan Pak Jarwo.
14. Della (Halaman 392)”Semua pakianku di sana Del. uangku juga kata Silmi cemas. “Apa mbak mau tinggal di rumah laknat itu? ya nggak. Ya sudah, sekarang mbak ikuti saya. Mbak diam di mobil saya. jangan sampai ada penjaga yang lihat,”
15. Bu Rahmi , Yuni (Halaman 330) “Bu Rahmi, kakak bapaknya masuk ke Kamar diikuti oleh Yuni, Anak gadisnya yang lansung melompat kekasur. “ ini lho foto putrinuya Kiai Jamal dari Kudus itu,”
16. Kiai Jamal (Halaman 363) “ Kiai Jamal tersenyum.” Suatu kehormatan bagi kami diajak mengukuhkan tali silaturrahim oleh keluarga Mbakyu. sebagai orang tua kita mesti bijak.”
17. Salmah Nurjannah (Halaman 363) “ Untuk masalah ini saya serahkan kepada Mas Rahman, kalau mas mau ta”ruf dengan saya, Inyaallah saya siap.
Ø Antagonis
Adalah tokoh utama yang pada umumnya berkarakter jahat, lawan dari tokoh protagonist. Seperti kutipan dibawah ini:
1. Pak kuwu (Halaman 140) “Bisa disebutkan salah satunya?” Pak Kuwu tersenyum, lalu mengajak semua mendekat. lalu membisikkan sesuatu yang kemudian yang membuat Pak Jarwo dan yang lainnya tertawa tanda setuju. setelah merasa puas ngobrol mereka pulang dengan wajah-wajah senag penuh rencana.”
2. Pak jarwo (Halaman 115) “Kami tahu, secara tidak lansung kalian mempengaruhi kami untuk tidak percaya pada dua pusaka keramat itu. Itu mah urusan kami. Tolong kalian jangan usik dengan apa yang kami yakini.”
3. Bu Kuwu (Halaman 92) “Di rumahnya Bu Kuwu dibuat bingung sendiri sudah berani menantang Aina berdebat. barulah ia sadar bahwa ilmu agamanya sangatlah rendah disbanding Aina, Namun karena sifat egonya yang tinggi. segala cara akan ia lakukan untuk menjatuhkan Aina.’’
4. Ki Bongkok(Halaman 182) “Kabar dua pusaka itu pun semakin digembar-gemborkan. kataya, dibulan Juni nanti, saat ada pesta Pantai, pusaka itu benar-benar akan muncul. Kabar itu santer terdengar dari seorang dukun bernama Ki Bongkok yang ikut hadir ketika penduduk menghujat Aina di pelataran Surau.”
5. Sukri dan Muhdi (Halaman194) “Ia tak bisa menjerit karena mulutnya dibekap oleh sukri, sementara kakinya dipegangi oleh muhdi dengan sangat kuat. Malam terasa semakin sunyi. Derik binatang malampun seakan berhenti bernyanyi ketika tragedi itu terjadi. Yang terdengar hanya tangis pilu simalang karena mahkotanya telah hilang”.
6. Pak Karim(Halaman 180) “ Mata pak karim membeliak.” Apa katamu, Bu? jadi kamu mau cerai dari saya, begitu?. Bu ceuceu menunduk sambil menagis tersedu-sedu.
Ø Tritagonis
Adalah tokoh pemeran pembantu, sebagai figuran, posisinya netral dalam cerita. Seperti kutipan dibawah ini:
1. Pak Zaenal, (Pemeran jahat) “Sedangkan yang setengah baya dan jadi dosen pembimbingnya bernama Pak Zaenal, bertitel dokter, dari Cairo University. Rupanya benar, Bu Kuwu ingin mempermalukan Aina, mereka didatangkan hanya untuk menguji Aina mengenai pengetahuannya tentang islam”.(Halaman 93)
(PemeranBaik)“Pak Zaenal tersenyum bijak.” subuhanaullah.Pengetahuan Anda sungguh luar biasa.saya malu pada anda. Untuk itu sama sekali tidak ada pertanyaan dari saya karena yakin anda bisa menjawabnya”.(Halaman 99)
2. Ibnu,( Pemeran jahat)”Ibnu di undang oleh Bu Kuwu untuk mempermalukan Aina.( Halaman 93) (Peran Baik) “Allahu Akbar!” desis Ibnu dengan mata berkaca-kaca. syukran ya ukhti Aina. sungguh ahlakmu melebihi cantiknya wajahmu.” (Halaman 101)
3. Syifa, (Pemeran jahat) “Sifa juga salah satu yang diundang Bu Kuwu untuk mempermalukan Aina. (Halaman 93). (Pemeran Baik)“ Sifa ternganga hilang saling pandang dengan rekannya. Sifa pun membenarkannya (AINA) dengan malu-malu”. (Halaman 95)
4. Shilmy,(Pemeran jahat)“Ukhti ,” Shilmi kembali bicara, membuat bisik-bisik yang terdengar berhenti. kali ini dalam bahasa Indonesia, “mohon maaf, bukan maksud hati saya menghancurkan nama baik ukhti. tapi bagaimanapun kebohongan yang ditutup-tutupi pada akhirnya terbongkar juga. Benar kan? Halus, tapi tajam sekali ucapan Shilmi masuk kerelung hati Aina hingga semakin kentara sakitnya.”(Halaman 175). (Pemeran Baik) “Aku…aku ikut menfitnahmu, karena Jaka yang minta aku…aku dibayar mahal dan dijanjikan akan dinikahi,kalau usahanya menghentikanmu dakwah di Dusun berhasil, Tapi kalau aku tidak menurutinya dia tidak mau bertanggungjawab atas kehamilanku ini. Aku minta maaf lahir batin Aina. Wallahi, maukan kamu maafin aku?”. (Halaman 324).
5. Rose, (Pemeran baik)“Sungguh dahsyat perjalanan hidupmu,Aina. Dan saya kaget ,lho, begitu mendengar kalau kamu lulusan Cairo Univercity. Tentu kamu ini seorang intelektual. Tapi, sudahlah,tak perlu ditangisi apa yang sudah terjadi. Walau kamu tersingkir dari Dusun, sekarang kamu punya tempat tinggal, di sisni. Di rumah ini. Selama disisni, kamu aman dan saya jamin itu.” (Halaman 280). (Pemeran jahat) “Lepaskan adikku!” teriak Aina dengan menunjuk kearah dua antek Rose. “Bagaimana, Aina? kamu pilih mana? kalau mau kita lakukan perjanjian. setelah dua tahun kamu bekerja padaku, kamu bebas.” “Benar-benar perempuan jalang! kamu menjebakku Rose!” desis Aina dengan bibir bergetar dan mata yang berkaca-kaca. Hahahaa…,, maafkan aku Aina semua kulakukan karena terpaksa. karena memang itu pekerjaanku, menyediakan perempuan-perempuan cantik untuk dikonsumsi kehangatannyan pleh lelaki berduit. Mohon maaf sayang, Hahahaaa, bawa adiknya ke belakang!” perintahnya kemudian kepada kedua anteknya.( Halaman 295).
6. Jaka,(Pemeran jahat) “ Demi tuhan, jangan sakiti aku Jak, tolong,” Ratih melemas setengah menangis karena sudah tidak punya tenaga lagi untuk berontak. Dengan kasar Jaka menarik kerudung Aina hingga terlepas. Dan lebih kasar lagi dada pakian perempuan itu ditarik pula.Ratih terus meronta sebisanya, ia tak bisa menjerit karena mulutnya dibekap oleh Sukri, sementara kakinya dipegangi oleh Muhdi dengan sangat kuat. Malam terasa semakin sunyi. Derik binatang malampun seakan berhenti bernyanyi ketika tragedi itu terjadi. Yang terdengar hanya tangis pilu simalang karena mahkotanya telah hilang.(Halaman194). (Peran Baik) “Aku menyelamatkan Fatma ketika ia diambil oleh orang-orang yang menculik Shilmy, aku tau apa yang terjadi dengan kalian di Bandung”. (Halaman 506).
C. Latar/Setting
Latar/ setting adalah sesuatu atau keadaan yang melingkupi pelaku dalam sebuah cerita.
a. Latar Tempat
Ø Indonesia,“(Pukul Sembilan malam Aina sampai di Bandara Soekarno Hatta).(Halaman 32)
Ø Dusun Karang Pecah, “(Aina besar di sebuah Dusun terpencir sekitar Pantai Selatan, Pelabuhan Ratu, Bernama Karang Pecah). (Halaman 14)
Ø Cairo Univercity,“(Setitik aura bidadari itu rupanya menetes pada sosok seorang gadis Desa yang dengan kecerdasannya bisa mendapat beasiswa kuliyah di Cairo Univercity,Fakultas Dirasat Islamiyah Wal Araiyah, Syu’ban (cabang ) ushuluddin, jurusan hadis dan ilmu-ilmu hadist).(Halaman 13)
Ø Alexandria,“(Tetapi setelah lulus, Aina memilih pindah ke Abu Qir, Alexandria, dan membuka les bahasa inggris untuk anak_anak remaja di daerah itu selama hampir dua tahun). (Halaman 16)
Ø Bandung, “(Karena tidur disebuah pos ronda kosong didusun tetangga, Pagi harinya Aina baru barangkat menuju Bandung.(Halaman 251)
Ø Mesir, “(Bagaimana kabarmu di Mesir? tujuh tahun sudah kita tak berjumpa). (Halaman 28)
Ø Sukabumi, “( Pulang dari Sukabumi, Aina lansung mendengar kabar dari ambuhnya soal aksi penduduk) (Halaman 117)
Ø Jompang Kulon, “(Untuk melanjutkan wasiat gurunya Aina butuh dukungan. Untuk itu, sebelum kembali ke dusunnya, Aina mengajak Rahman ke Pesantren Miftahussalam di Jumpang Kulon untuk menemui sahabat gurunya yaitu Kiai Harun.(Halaman 479).
b. Latar waktu
Ø Pukul Sembilan malam Aina sampai di Bandara Soekarno Hatta (Halaman 32)
Ø Mendengar kabar miring itu, Aina menggeleng-geleng kepala. Di tahun 1998, dimana dunia sedang menanti abad millennium, penduduk dusun tempat kelahirannya masih mempercayai benar keramah dan dua pusaka itu.(Halaman 14)
Ø Tuju tahun lebih Aina tidak melihat bentuk rumahnya. Sekarang sedikit perubahan dihalaman banyak tanaman bunga dan lalap-lalapan. (Halaman 35 )
Ø Seminggu sejak Kiai Hasan meninggal, Aina lebih banyak diam.
Ø Ketika masih bocah sepuluh tahun, ia diajak piknik ke Laut untuk meihat detik-detik matahari hilang di peraduannya. (Halaman 74)
Ø Ratih mendekam sambil memeluk lutut. Tangisnya terdengar menyayat hati. Pandangan terasa gelap. Melebihi gelapnya malam diarea Pemakaman itu. Tak terbayangkan sebelumnya jika dirinya akan dihinakan didekat makam Gurunya sendiri.” (Halaman 192)
c. Latar Suasana
Ø (Sedih),“ Abaaahh…!” jerit Aina seketika sambil memeluk kepala Sang Kiai. Ahmad, Danang, dan Ujang semakin bungkam dengan mata berlinang basah.sementara Ratih ikut menangis sambil memeluk Kiai Hasan.(Halaman 65)
Ø (Bahagia), “Saya kesini hendak mengkhitabmu untuk anak saya, Aina. Tapi saya dengar kamu belum memberikan kepastian menerima atau menolaknya. Sekarang saya tanya lansung ,Apakah kamu bersedia menjadi menantuku?” Aina tertunduk malu, namun bibirnya menahan senyum karena hatinya sedang melayang bahagia."(Halaman 524).
Ø (Bersedih), “Aina meledakan tangisnya sambil menutupi wajahnya. Rupanya hari perpisahan di dusun adalah hari terakhir dirinya melihat ayah tercintanya. Lalu, akankah dihari-hari selanjutnya ia bertemu lagi dengan ibunya? kenapa deritanya tak kunjung habis? (Halaman 266)
Ø (Senang), “Ya Allah, Fatma!”
“Teteh!”Fatma lansung minta digendong Aina.“ Alhamdulillah,Alhamdulillah, terimakasih yaAllah1” Aina menangis sambil memeluk adik tersayangnya”. (Halaman 506).
Ø Hari-hari terus berlalu. ketegangan semakin terasa. kalau penduduk utara semakin sibuk ikut dalam kegiatan murid-murid almarum Kiai Hasan, Penduduk selatanpun semakin terang-terangan mendatangi Gua Pemujaan.
D. Alur/Plot
Alur/plot: Menurut Stanton (1965:14) plot adalah cerita yang berisi urutan kejadian, namun tiap kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab akibat, peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan terjadinya peristiwa yang lain. Peristiwa-peristiwa cerita dimanifestasikan lewat perbuatan, tingkah laku, dan sikap tokoh-tokoh (utama)cerita.
Alur yang digunakan dalam cerita ini adalah: Alur Campuran (maju mundur)
Alur yang digunakan dalam cerita ini adalah: Alur Campuran (maju mundur)
Ø (Alur mundur) “ Aina masih diam dengan pandangan lurus ke depan. memandang m atahari yang sebentar lagi akan tenggelam. Di bawah senja itu, ia punya kenangan indah dengan Kiai Hasan. Ketika masih bocah sepuluh tahun, ia diajak piknik ke Laut untuk meihat detik-detik matahari hilang di peraduannya. “ Tau kenapa matahari itu tengglam Aina? Tanya Kiai Hasan. “ Mau tidur, Abah. Digantikan dengan bulan”. Aina kecil masih jawab dengan pandangan lurus pada bias jingga ufuk barat.
Ø (Alur maju) “Seminggu sejak Kiai Hasan meninggal, Aina lebih banyak diam. ketika diajak oleh Ratih ke Surau, ia selalu mengatakan tidak enak badan.”
E. Sudut Pandang (point of view)
Adalah bagaimana pandangan pribadi seseorang pengarang akan mengungkapkan sebaik-baiknya selain itu pilihan sudut pandang amat penting sebab akan menyangkut masa seleksi kejadian –kejadian cerita yang disajikan penyangkut siapa yang akan dipaparkan. Sudut pandang yang digunakan dalam novel ini adalah sudut pandang orang ketiga tunggal, Pengarang tidak terlibat dalam cerita, ia menuturkan tokoh-tokoh di luar, Pelaku utamanya (ia, dia, mereka, kata ganti orang ketiga jamak, nama-nama lain).
F. Amanat/ Pesan yang Terkandung Implisit
Amanat tidak ditulis oleh pengarang dalam sebuah cerita sehingga pembaca perlu berpikir lagi, memahami sebuah cerita sehingga menemukan sendiri amanat yang terkandung dalam sebuah cerita.
Amanat yang dapat saya simpulkan dari cerita Novel Ajari Aku Menuju ‘Asry yaitu:
a. Kita sebagai makhluk Allah agar senantiasa memegang teguh segala sesuatu yang sudah ditentukan dalam kitab Allah, memberi pencerahan kepada orang-orang yang tersesat atau yang menyekutukan Allah dengan mempercayai benda-benda pusaka.
b. Dalam menjalankan dakwah atau menjalankan suatu kebajikan harus dengan penuh keyakinan dan kesabaran, karena tantangan yang kita hadapi sangatlah berat, Namun satu hal yang perlu diketahui bahwa Tuhan senantiasa bersama orang-orang yang mau bekerja keras untuk suatu kebajikan. MAN JADDA WA JADDA “ Siapa yang bersungguh-sungguh pasti bisa”
G. Gaya Bahasa
Dalam novel Ajari Aku Menuju Arsy gaya bahasa yang menonjol adalah gaya personifikasi. Yang terdapat dalam kutipan di bawah ini:
“ Aina masih diam dengan pandangan jauh ke depan. Menatap jajaran pepohonan yang tersinari bias matahari sore hingga sela-sela daunnya membersitkan cahaya keemasan”.
2.1.6. Unsur Estetika dan Stilistika Dalam Novel Ajari Aku Menuju ‘Arsy
Estetika menurut arti etimologi adalah teori tentang pengindraan. Penyerapan panca indra sebagai titik tolak dari pembahasan estetika didasarkan pada asumsi bahwa timbulnya rasa keindahan itu pada awalnya melalui rangsangan panca indra. Istilah estetika sebagai ilmu tentang seni dan keindahan, pertama kali diperkenalkan oleh Alexander Gottlieb Baumgarten, seorang filosof Jerman yang hidup pada tahun 1714-1762 M. Walaupun pembahasan estetika sebagai ilmu baru dimulai pada abad ke-17, namun pemikiran tentang keindahan dan seni sudah ada sejak jaman Yunani Kuno yang disebut dengan istilah beauty, di terjemahkan dengan istilah Filsafat Keindahan.
Unsur Estetika Dalam Novel Ajari Aku Menuju ‘Arsy
1. Aina masih diam dengan pandangan jauh ke depan. Menatap jajaran pepohonan yang tersinari bias matahari sore hingga sela-sela daunnya membersitkan cahaya keemasan.
Nilai Estetika dalam kutipan Novel di atas adalah menjelaskan secara fisik struktur pepohonan, matahari sore.
2. Malam terasa semakin sunyi. Derik binatang malam pun semakin berhenti bernyanyi ketika tragedi itu terjadi. Yang terdengar hanya tangis pilu si malang karena mahkotanya telah hilang.
Nilai Estetika dalam kutipan Novel di atas adalah menggambarkan suasana malam, dan suasana hati si malang.
2.1.7. Biografi Pengarang
Wahyu Sujani, akrab dipanggilkan Kang Waway, lahir di bandung, 2 januari 1982. Setelah lulus dari STM OTISTAS, kemudian melanjutkan ke FKIP Universitas Pasundan, Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia, lulus tahun 2006. Sekarang mengajar di SDN Ciumbuleuit 3 Bandung.
Semasa kuliah Ia aktif dalam organisasi mahasiswa HMBSI (Himpunan Mahasiswa Baahasa dan Sastra Indonesia) asuhan Dr. R. Panca Pertiwi Hidayati, M.pd., Dosen sastra Indonesia dan badan eksekutif mahasiswa.
Ia sering menulis berbagai artikel, naskah drama, cerpen, atau puisi, tetapi belum pernah di publikasikan. Hanya baru runag lingkup Universitas saja. Semasa aktif diorganisasi mahasiswa Ia pernah menjadi penasihat Teater Titic’s HMPBSI dan menjabat ketua bidang kesenian HIMA dan BEM.
Walaupun ruang linkup UNPAS, beberapa prestasi pernah diraih oleh Kang Waway, diantaranya dalah penulis terbaik memparafrasekan puisi (2002), penulis skenario drama dua babak dan sutradara terbaik Kabaret (2002), juara satu lomba kaligrafi (2003), dan juara satu penulis puisi (2003). Novel Knag Waway yang sudah terbit, antara lain: Atas Nama Cinta (Oktober 2009); Ketika Tuhan Jatuh Cinta 1 (Juni 2009); Dan Ketika Tuhan Jatuh Cinta 2 (Juli 2010); Diterbitkan oleh DIVA Press. Semuanya sudah diterjemahkan kedalam baahasa melayu boleh penerbit rekanan PTS Litera Malaisyia untuk dipasarkan dibeberapa Negara asia tenggara.
Selain dalam bidang tulis-menulis, Kang Waway juga pernah merebut juara satu Jejak Alam EXBA 2004 di Cianjur tingkat jawa barat dan banten. Aktif juga dalam bermusik . pernah menjadi juara III Festival Band Rock se-bandung raya (2005).
3.1 Metode yang Digunakan
Metode yang digunakan adalah metode analisis data.
Adapun langkah-langkah dalam menganalisis novel Ajari Aku Menuju Arsy adalah sebagai berikut:
a. Memahami novel Ajari Aku Menuju Arsy
b. Menentukan unsur-unsur instrinsik
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah menganalisis Novel diatas dapat disimpulkan bahwa:
1. Struktur yang membentuk Novel Ajari Aku Menuju ‘Arsy Karya Wahyu Sujani memanfaatkan semua struktur yang terdapat dalam karya sastra seperti: tema, alur atau plot, penokohan, latar, sudut pandang, serta gaya bahasa. Jalinan unsur- unsure tersebut menjadi satu kesatuan sehingga menjadi sebuah karya sastran yang dapat dinikmati oleh pencipta atau penikmat sastra.
2. Citra wanita di dalam novel Ajari Aku Menuju Arsy digambarkan sebagai sosok wanita yang sabar, kuat, tegar dan bekerja keras ingin menegakkan ajaran islam.
B. Saran
1. Pada umumnya karya sastra apapun bentuknya baik prosa maupun puisi pada dasarnya merupakan sarana untuk sastrawan dalam mengekspresikan kehidupan diri atau masyarakat sekitarnya.
2. Kami sangat membutuhkan kritik dan saran yang bersifat membangun.
DAFTAR PUSTAKA
Al-kandhalawi, maulana Muhammad Yusuf Sa’ad,2004. Al-haadiistul muntakhabatu fish Shifaatis Sitti. Bandung: Pustaka Ramadhan.
Al- Ghazali, 2006. Al-mawa’idz fil Abadisil Qudsiyyah. Yogyakarta: Mita Pustaka.
As-Sakandari, Ibnu A’thaillah. Tanpa Tahu. Al-Hikam.Semarang: Tanpa Penerbit
An-Naisaburi, Abu Qasim Abdul Karim Hawazin al- Qusyairi. 2007. Ar-Risalatul Qusyairiah fi’Ilmit Tashawuf. Jakarta: Pustaka Amani.
AL- Ghazali, Imam bin Hamid Muhammad bin Muhammad. 2005. Ayyubal Walad. Bandung: Irsyad Baitus Salam.
AL- Asqalani, Ibnu Hajar. 1998. Bulugbul Maram. Bandung: Diponegoro.
‘Abidin, Muhammad Abu al-Yurs. 2001. Hikayah Asb- Sbufiyyah. Bandung: Pustaka Hidayah.
Abrams, Nurgiantoro, 2007: 9.
Comments
Post a Comment