Makalah Uji Hipotesis Statistik Pendidikan
MAKAKAH STATISTIK
“ UJI HIPOTESIS ”
OLEH KELOMPOK 8:
Muhammad Azmi (11 241 008)
Irawati (11 241 038)
Vivi Safitriani (11 241 028)
Batman (11 241 018)
Arini (11 241 048)
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
2012
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kepada sang kholiq yang telah melimpahkan beribu nikmat kepada kami, sehingga kami dapat menylesaikan tugas statistic dengan judul “ uji Hipotesis” dengan tepat waktu tanpa hambatan dan rintangan .
Makalah ini sengaja kami susun agar mempermudah peneliti dalam mengolah data penelitian pada saat melakukan eksperimen di saat menyelesaikan skripsi, dan semoga dengan adanya makalah ini membantu kita semua dalam menganalisis data. Pokok bahasan dalam makalah ini merupakan dasar-dasar pengujian hipotesis yang diharapkan dapat mempermudah analisis data.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada dosen yang memiliki mata kuliah statisk karena dengan adanya matakuliah ini kami dapat mengolah data hasil eksperimen. Dan dalam kesempatan ini kami sama-sama mengucapkan terimakasih atas kekompakan dalam menyelesaikan makalah ini dengan giroh yang luar biasa sehingga terselesaikanlah makalah ini.
Akhirnya, semoga makalah ini dapat kita aplikasikan dalam dunia pendiidkan kita sehingga mempermudah. Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi perbaikan makalah kedepannya.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ketika kita menggunakan statistika untuk menguji hipotesis maka muncullah dua macam hipotesis berupa hipotesis penelitian dan hipotesis statistika. Tepatnya hipotesis penelitian kita rumuskan kembali menjadi hipotesis statistika yang sepadan. Hipotesis statistika harus mencerminkan dengan baik maksud dari hipotesis penelitian yang akan diuji.
Dalam membuat keputusan mengenai populasi atas informasi dari sampel, dibutuhkan asumsi-asumsi mengenai populasi yang bersangkutan, yang disebut sebagai Hipotesa Statistik yang umumnya merupakan pernyataan mengenai sebaran peluang dari populasi. Hipotesa statistik dirumuskan dengan tujuan untuk menolaknya.
Hipotesis yang bersifat statistik sebenarnya dapat diartikan sebagai suatu asumsi mengenai parameter fungsi frekuensi variable random. Berdasarkan penaksiran, lalu kesimpulan dibuat bagaimana atau berapa besar harga parameter tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan hipotesis?
2. Apa perbedaan hipotesis nol dengan hipotesis alternative?
3. Hipotesis mana yang diuji dalam pengujian hipotesis?
4. Adakah tipe kesalahan yang muncul dala pengujian hipotesis, jika ada jelaskan masing-masing kesalahan tersebut!
5. Bagaimana pengujian hipotesis dengan sampel yang berbeda?
6. Seperti apa peran pengujian hipotesis terhadap pembuatan Skripsi?
C. Tujuan
1. Mengenal uji hipotesis
2. Dapat membandingkan dari kedua jenis hipotesis yang telah di uji.
3. Menemukan kesalahan dalam pengujian hipotesis.
4. Dapat mengaplikasikan pengujian hiporesis dalam pencetakan Skripsi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hipotesis
Semula istilah dari bahasa yunani yang mempunyai dua kata ialah "hipo" (sementara) dan "thesis" (pernyataan atau teori). karena hipotesis merupakan pernyataan sementara yang masih lemah kebenarannya, maka perlu diuji kebenarannya.
Hipotesis adalah pernyataan tentang sesuatu yang perlu dibuktikan atau diuji kebenarannya (Kuswadi, 2004). Asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu yang sering dituntut untuk melakukan pengcekkannya. Jika asumsi atau dugaan itu dikhususkan mengenai populasi, maka hipotesis tersebut merupakan hipotesis statistik. Setiap hipotesis bisa benar atau tidakbenar dan karenanya perlu diadakan penelitian sebelum hipotesis itu diterima atau ditolak. Langkah atau prosedur untuk menentukan apakah hipotesis tersebut diterima atau ditolak disebut dengan pengujian hipotesis. Telah kita ketahui bahwa suatu penduga pada umumnya tidaklah harus sama dengan nilai parameter yang sebenarnya.
B. PENGERTIAN HIPOTESIS ALTERNATIF (Ha) DAN HIPOTESIS NIHIL (Ha)
a. H0 merupakan hipotesis nol dan merupakan hipotesis yang akan diuji dan yang nantinya akan diterima atau ditolak tergantung pada hasil eksperimen atau pemilihan sampelnya.
b. H1 merupakan hipotesis alternatif atau hipotesis tandingan. Pengujian diatas membutuhkan observasi atau hasil pemilihan sampel yang bersifat random tentang frekuensi kerusakan X/n hasil penstensilan itu sendiri. Observasi pemilihan sampel sedemikian itu dapat dilakukan secara berulang-ulang kali atau sekali saja. atas dasar nilai statistik sampel, keputusan diambil untuk menentukan apakah H0 tersebut sebaiknya diterima atau ditolak. Jika H0 diterima, maka sama artinya dengan H1 ditolak dan sebaliknya jika H0 ditolak maka H1 diterima.
Dari pengertian di atas dapat ditarik bahwa yang akan kiya uji selalu berkaitan dengan populasi , akan tetapi yang kita hadapi kebanyakan adalah wakil populasi. Untuk itu perlu suatu langkah hati-hati, baik dalam pengambilan sampel pada deskripsi hasil analisis.
Hal yanh perlu di ingat bahwa prosedur dalam pengujian hipotesis dibuat untuk mentes (menguji) kredibilitas Ho. Hal ini berarti bahwa dalam pengujian hipotesis kita akan menguji Ho, tidak menguji H1. Walaupun hipotesis yang di kembangkan melalui kajian teoritis adalah H1. Olek karena itu, jika Ho ternyata terbukti kebenaranya, maka kita akan menolak H1, sebaliknya, apabila ternyata Ho, tidak terbukti kebenarannya . maka kita harus menolak Ho dan menerima H1.
Problem awal dalam pengujian hipotesis adalah menentukan apakah data sampel kita itu konsisten atau sesuai dengan Ho? Langkah berikutnya adalah mengidentifikasi jenis data yang diharapkan, jika Ho memang benar. Jika hasil eksperimen atau situasi dan kondisi yang diteliti bisa tetap sama dengan yang diprediksi, maka kita akan perlu mencurigai tentang kredibilitas Ho., dengan kata lain kita menerima Ho. Dengan keputusan untuk menerima Ho, maka secara otomatis kita akan menolak H1. Sebaliknya, jika eksperimen atau situasi dan kondisi yang diteliti ternyata berbeda dengan prediksi, maka kita akan menolak Ho, karena kejadian berlawanan dengan prediksi . dalam hal ini secara otomatis kita menerima h1.
Dalam statistik kita mengenal dua macam hipotesis, yaitu ;
a) Hipotesis matematis
b) Hipotesis verbal
Kedua hipotesis tersebut hanya berbeda bentuknya saja , tetapi harus mmempunyai makna yang sama. Suatu misal kita menggabungkan suatu hipetesis matematis sebagai berikut:
Ho: ɲ1=ɲ2
H1: ɲ1≠ɲ2
Hipotesis matematis di atas dapat diverbalkan menjadi:
1. Ho: rata-rata skor / nilai populasi pertama tidak berbeda secara signifikan deengan rata-rataskor / nilai populasi kedua.
2. H1: rata-rata skor / nilai populasi pertama berbeda secara signifikan dengan rata-rata skor / nilai populasi kedua.
Penyusun hipotesis seperti di atas mempunyai makna yang masih luas karena tanda = mengandung dua pengertian, yaitu bias > dan bias juga <. Apabila kita mempunyai dasar teori yang baik atas variable yang teliti, maka hipotesis yang di kembangkan bisa lebih tegas.
Dalam hal ini hipotesis akan tegas arahnya, misalnya:
Ho: 1≥2
H1:1<2
Hipotesis kedua ini memberi tuntunan yang tegas bagi peneliti. Secara statistical kedua bentuk hipotesis tersebut adalah sama, tetapi di tinjau dari bobot pengembangan hipotesis, pengembangan hipotesis yang tegas adalah yang lebih baik daripada hipotesis yang nyambung ( tidak tegas ).
C. KESALAHAN DALAM DALAM MENGUJI HIPOTESIS.
Dalam melakukan pengujian hipotesis, ada dua macam kekeliruan yang dapat terjadi, dikenal dengan nama-nama :
a) Kekeliruan tipe I : adalah kekeliruan karena menolak hipotesis (H0) padahal hipotesis tersebut benar. Kekeliruan ini disebut kekeliruan α..
b) Kekeliruan tipe II : adalah kekeliruan menerima hipotesis (H0) padahal hipotesis tersebut salah. Kekeliruan ini disebut β .
Uji hipotesis atau peraturan pengambilan keputusan dilakukan dengan baik agar kesalahan pengambilan keputusan dapat diminimalisir. Cara untuk mengurangi kedua tipe kekeliruan tersebut adalah dengan memperbesar ukuran sampel, yang mungkin atau tidak mungkin dilakukan (Spiegel, 1992)
Model kesalahan ketika membuat kesimpulan Dalam Pengujian Hipotesis
KESIMPULAN
|
KEADAAN YANG SEBERNANNYA
| |
Ho benar
|
Ho salah
| |
Menerima Ho
|
Kesimpulan benar
|
Kesalahanmodel 11(ϐ)
|
Menolak Ho
|
Kesalahan model 1(ᾳ)
|
Kesimpulan benar
|
Ketika merencanakan hipotesis, kedua model kesalahan tersebut hendaknya dibuat sekecil mungkin. Kedua model kesalaha tersebut dinyatakan dalam peluang, suatu penilaian dapat dilakukan. Peluang ini juga sekaligus merupakan besarnya resiko kesalahan yang ingin kita hadapi yakni peluang membuat kesalahan (ᾳ) dan peluang membuat kesalahan (ϐ). Sedangkan yang sering digunakan dalam penelitian adalah kesalahan (ᾳ) yang sering di sebut dengan istilah; taraf signifikan, tingkat signifikansi, taraf arti , taraf nyata, probability (p), taraf kesalahan atau taraf kekeliruan.
Taraf atau tingkat signifikan dinyatakan dalam dua atau tiga desimal atau dalam persen. Lawan dari taraf signifikan ialah taraf kercayaan atau tingkat kepercayaan. Jika taraf signifikansi = 5% atau 1% dapat di sebut juga dengan taraf kepercayaan =95% atau 99% , demikian seterusnya. Pada umumnya penelitian sosial besarnya ᾳ tergantung pada keinginan peneliti sebelum analisis dilakukan. Art ᾳ=0,05 ialah diperkirakan 5 dari 100 kali penelitian berkesimpulan akan menolak hipotesis yang seharusnya diterima atau kira-kira.
Resiko salah ( probabilitas salah ) yang di kandung oleh jenis kesalahan tipe ini adalah sebesar beta ( β ). Dengan demikian maka perlu langkah hati-hati yang di mulai dari perumusan masalah, penyusunan hipotesis, pengumpulan data ( termasuk di dalamnya system sampling ), analisis data, serta interpretasi hasil analisis. Hal yang tidak kalah penting dengan yang lainnya adalah ketelitian dalam proses analisis. Oleh karena alpha dan beta merupakan probabilitas salah dalam pengambilan keputusan, maka rationalnya semakin kecil alpha maupun beta semakin baik keputusannya yang kita ambil. Dengan kata lain semakin kecil alpha maupun bet menunjukan tingkat akurasi keputusan, karena mengandung kesalahan yang sangat kecil. Sepanjang kita masih menggunakan sampel maka alpha maupun beta tidak bisa = 0. Tingkat akurasi analisis sering di sebut dengan power of the test.Dengan memperkecil alpha. Berarti memperbesar power of the test, yang akhirnya juga memperkecil beta, karena beta -1- power of the test.
D. Prosedur Dasar Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis statistik memiliki prosedur yang harus diikuti tergantung pada hipotesisnya yang distribusi populasi. Prosedur umum yang harus diikuti tergantung pada hipotesisnya dan distribusi populasi. Prosedur umum yang harus diikuti dapat dibagi dalam beberapa langkah :
a) Rumuskan dengan baik hipotesis penelitian agar dapat dihitung statistik sampelnya, seperti rata-rata,
b) Tentukan derajat kemaknaan α atau kesalahan tipe 1 yang akan digunakan. Penentuan ini harus dilakukan pada saat perencanaan.
c) Tentukan kesalahan tipe 2 atau β. Biasanya penentuan ini dilakukan pada saat menghitung besarnya sampel.
d) Tentukan distribusi yang akan digunakan dalam perhitungan. Tentukan metode statistik yang akan digunakan untuk menghitung statistik sampel.
e) Tentukan kriteria menerima atau menolak hipotesis nol pada derajat kemaknaan yang telah ditentukan.
f) Buatlah kesimpulan yang tepat pada populasi yang bersangkutan
E. JENIS ANALISIS
PENGUJIAN HIPOTESIS DENGAN SAMPEL GANDA
Yang di maksud dengan sampel ganda adalah suatu penelitian yang melibatkan 2 (dua) atau lebihkelompok sampel yang berasal dari dua atau lebih populasi, sedangkan hal yang ingin di lihat atau di ukur adalah sama. Kadang-kadang dua kelompok sampel tersebut berasal dari populasi, bukannya berasal dar duai populasi. Tetapi, yang menjadi pembeda dengan pengujian hipotesis terdahulu adalah adanya dua kelompok sampel, yang mana kondisi ini tidak ada pada pembahasan terdahulu. Kondisi ini sering di lakukan untuk menguji kebenaran atau kekuatan suatu penemoan baru melalui kegiatan eksperimen.Hasil eksperimen tersebutlah yang ingin di bandingkan dengan kondisi yang sudah berjalan sebelumnya. Sebenarnya langkah ini merupakan penyederhanaan langkah pengujian satu persatu, di mana kita di tuntut mengetahui kondisi µ pada setiap populasi yang kita ambil sampelnya. Sering kali terjadi bahwa rata-rata populasi dan simpangan baku populasi tidak di ketahui apabila kondisi ini benar-benar terjadi, apakah kita putuskan untuk tidak melakukan penelitian dengan anasis statistic ?
Jelas penelitian dengan analisis statistik tetap dapat di lakukan, karena ada tekhnik dan langkah untuk mengatasi ketidak tahuan tersebut. Hal inilah yang akan kita bahas pada pokok bahasa sekarang, dan pembahasan di sini terbatas pada bagaimana memakainya, bukan bagaimana mendapatkan rumus tersebut.Kita cukup menggunakan rumus tersebut dan mengetahui sedikit logikanya sebagai ucapan terima kasih kita kepada penemu rumus tresebut.
Adanya dua kelompok sampel, maka kita akan menghadapi dua buah rata-rata sampel dan standar eror yang berbeda dengan standar error yang telah kita bahas terdahulu. Apabila jumlah kelompok sampel sebanyan n, maka rata-rata sampelnyapun akan sebanyak n. Dengan dua atau lebih kelompok sampel ini, kita ingin mencari apakah kelompok-kelompok sampel tersebut berbeda atau tidak. Hal ini berarti bahwa kita akan berbicara tentang perbedaan kelompok populasi dengan dasar kelompok sampel. Oleh karena itu, hipotesis nol yang akan di uji mengatakan bahwa µ1 dan µ2 tidak akan berbeda atau sama, apabila di tulis dengan bentuk matematika maka µ1 - µ2=0. Untuk melakukan estimasi besarnya perbedaan rata-rata tersebut dapat di gunakan ratr-rata sampel. Untuk menghapi dua perbedaan rata-rata dapat di dasarkan pada teks dengan suatu modifikasi untuk menghadapi dua rata-rata sampel.
Mari kita ingat rumus t (rumus 5.5) di mana :
T=
Untuk menghadapi dua buah rata-rata sampel dan dua buah rata-rata populasi, maka rumus di atas harus di modifikasi. Oleh karena yang akan di cari adalah perbedaan antara kedua kelompok tersebut, maka masing-masing rata-rata, baik rata-rata sampel maupun rata-rata populasi, kita cari perbedaannya. Dengan kata lain kita mencari selisih tara-rata untuk menggantikan rata-ratatersebut. Selisih rata-rata sampel adalah -, di letakkan sebagai pengganti , sedangkan untuk rata-rata populasi di ganti dengan selisi kedua rata-rata populasinya yaitu .Melalui modifikasi seperti yang tersebut di atas, maka standard errornya juga akan mengalami perubahan manjadi
Secara umum nilai dapat dicari dengan rumus 5.6.
Untuk menentukan standard error, maka kita bahas setahap demi setahap.
Pertama: kita tahu bahwa masing-masing rata-rata sampel member estimasi terhadap rata-rata populasinya, sehingga mendekati dengan sedikit kesalahan, dan mendekati dengan sedikit kesalahan.
Kita ingat bahwa standard error menyatakan seberapa jauh akurasi rata-rata sampel mendekati rata-rata populasi, sehingga semakin kecil standar errornya maka semakin akurat ,
Kedua: oleh kareena yang kita hadapi keseluruhan error sampel dalam mendekati kedua rat a-rata populasi, maka langkah awal harus mencari masing-masing error,baru kemudian di gabungkan untuk mencari error bersama. Sebelum melakukan penggabunganperlu kiranya di lakukan modifikasi atas rumus standard error lebih dulu, sehingga mempermudah perhitungan.
Ketiga: apabila standar error di kuadratkan, maka rumus akan berubah menjadi rumus 5.7.
S=
Jika di akar, maka akan kembali pada rumus semula, tetapi dapat berubah bentuk menjadi rumus 5.8.
=
Bentuk rumus terakhir inilah yang dapat mempermudah dalam perhitungan standard error gabungan. Dengan menggunakan dasar rumus 5.8. tersebut dapat di susun standard error gabungan dengan rumus 5.9.
SA-B =
Kita telah memahami suatu teori statistic yang mengatakan bahwa n yang besar mempunyai tingkat akurasi yang lebih besar daripada n kecil. Hal ini dapat di lihat dari hasil perhitungan variance pada contoh soal 48 di atas, di mana semakin besar n semakin kecil variancenya.
Untuk menggabungkan kedua variance tersebut perlu di pertimbangkan n nya. Pada contoh soal 48 ini secara kebetulan kita menghadapi n untuk masing-masing sampel tidak sama, apabila sampel yang di hadapi mempunyai n sama, maka pertimbangan terhadap n dapat diabaikan. Cara mempertimbangan n yang tidak sama adalah dengan jalan :
1. Mengalikan masing-masing variance dengan derajat kebebasannya.
2. Jumlahkan hasil kali masing-masing variance.
3. Hasil penjumlahannya di bagi dengan jumlah derajat kebebassan masing-masing. Mengingat derajat kebebasan kelompok A adalah -1 dan derajat kebebasan kelompok B adalah -1, maka penjumlahannya adalah ( - 1) + ( -1) atau + -2
=
Rumus 5.12 ini dikatakan dapat dikatakan halus, karena ada penimbamgan n. penimbangan n untuk sampel yang berbeda jumlahnya merupakalam n tindakan hati-hati, karena dalam proses ini seolah-olah kita melakukan suattu tindakan penyeimbangan beban pada masing-masing sampel. Selain itu rumus 5.12 merupakan rumus yang sederhana sehinngga kita akan lebih mudah menghitung standar error gabungan dua buah sampel yang berbeda jumlah n nya. Untuk memahami konsep yang mendasari rumus 5.12 tersebut. Untuk lebih memahaminya marilah kita coba menyelesaikan sebuah contoh dari data yang sudah ada.
Contoh 1 :
Seorang dosen statistik Melakukan eksperimen tentang metode mengajar A dan metode mengajar A terhadap mahasiswa dari beberapa peerguruan tinggi. Untuk keperluan itu dosen yang bersakutan mengambil dua kelas sebagai kelas eksperimen. Dari masing-massing kelas diambil beberapa sampel,setelah eksperimen berjalan (berakhir), untuk dasar analisis. Dari kelas A diambil sampel sebanyak 9 mahasiswa, dari kelas B diambil sampel sebanyak 13 mahasiswa. Pengambilan sampel dilakukan secara acak (random), sedangkan pengumpulan data ( nilai mahasiswa ) dari sampel sebagai berikut :
Kelas A
|
Kelas B
|
70
|
63
|
60
|
60
|
80
|
70
|
75
|
80
|
76
|
74
|
75
|
75
|
71
|
85
|
65
|
64
|
85
|
65
|
60
| |
90
| |
75
| |
75
|
Sebelum kita melakukan perhitungan-perhitungan lebih lanjut sebaiknya kita menyusun data di atas dalam suatu table yang mengandung simpangan masing-masing data dengan rata-rata kelompoknya, serta kuadrat masing-masing simpangan tersebut. Table tersebut semata-mata untuk membantu kita dalam melakukan koreksi apabila terjadi suatu kekeliruan perhitungan simpangan masing-masing skor dengan rata-ratanya maupun kekeliruan perhitungan kuadrat simpangan tersebut. Adapun table yang mengandung simpangan masing-masing skor dengan rata-ratanya, beserta kuadrat simpangan masing-masing sebagai berikut:
G. Langkah – langkah perhitungan
()
|
(
|
()
|
()2
| ||
85
|
12
|
144
|
90
|
18
|
324
|
80
|
7
|
49
|
85
|
13
|
169
|
76
|
3
|
9
|
80
|
8
|
64
|
75
|
2
|
4
|
75
|
3
|
9
|
71
|
2
|
4
|
75
|
3
|
9
|
70
|
-2
|
4
|
75
|
3
|
9
|
65
|
-3
|
9
|
74
|
2
|
4
|
60
|
-8
|
64
|
70
|
-2
|
4
|
-13
|
169
|
65
|
-7
|
49
| |
64
|
-8
|
64
| |||
63
|
-9
|
81
| |||
60
|
-12
|
144
| |||
60
|
-12
|
144
| |||
657
|
0
|
456
|
396
|
0
|
1074
|
= 657 : 9 = 936 : 13
= 73 = 72
Dari dasar beberapa perhitungan di atas kita dapat melakukan pengujian hipotesis, sedangkan langkahnya :
Pertama : penyusun hipotesis matematis.
Ho : = 0
H1 : - ≠ 0
Apabila untuk pengujian ini kita tentukan alpha sebesar 0,05. Sedangkan derajat kebebasannya adalah 9+13-2 = 20.
Kedua : menghitung standard error dan nilai t sebagai berikut :
=
= = 76,5
S
= +
=
= 3,792705549 = 3,79
t =
=
=0,2638522427 = 0,2639
= 2,086, ini berarti bahwa daerah penerimaan adalah Ho di antara -2, 086 dan +2, 086.
H. Pembahasan Hasil
Dengan demikian maka kita dapat mengambil kesimpulan yaitu menetima hipotesis nol. Artinya : hasil belajar mahasiswa dengan menggunakan metode A tidak mempunya perbedaan yang signifikan pada taraf siansf 0,05. Perhitungan di atas tepat untuk jumlah sampel yang kecil atau sedikit, karana kebanyakan kita agak ragu dengan sampel kecil, sehingga diambil langkah untuk mengambil sampel yang cukup besar . untuk menghadapi sampel yang besar sebaiknya transformasinya ke z dan t bisa dikatakan tidak ada bedanya, perbedaan terletak pada pencarian daerah perimaan hipotesis nol di table. Kalau mengggunakan table t kita terikat dengan derajat kebebasan (dk), sedangkan untuk Table z kita tidak perlu memperhatikan derajat kebebasan.
Contoh 2 ( Data Skripsi)
Dalam penelitian ini menggunakan data hasil tes yang dianalisis menggunakan rumus t-tes. Langkah-langkah untuk menguji hipotesis sebagai berikut:
a. Rumusan Hipotesis
Ha : Ada pengaruh penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS)
terhadap peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran
Biologi kelas VII SMP Negeri 1 Labuapi tahun pelajaran
200/2009.
Ho : Tidak ada pengaruh penggunaan LKS terhadap peningkatan
prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Biologi kelas VII
SMP Negeri 1 Labuapi tahun pelajaran 2008/2009.
b. t hitung (t)
t =
Rumus untuk menentukan varian sebagai berikut
S
Keterangan:
: Rata-rata nilai siswa kelas eksperimen
: Rata-rata nilai siswa kelas kontrol
: Variasi kelas eksperimen
: Variasi kelas Kontrol
n : Jumlah siswa kelas eksperimen
n : Jumlah siswa kelas kontrol (Sugiyono, 2008)
c. Kriteria
Jika t-hitung < t-tabel maka Ha ditolak dan Ho diterima.
Jika t-hitung > t-tabel maka Ha diterima dan Ho ditolak.
d. Kesimpulan
Apabila Ha diterima atau Ho ditolak berarti terdapat pengaruh antara prestasi belajar siswa yang menggunakan LKS dan siswa yang tidak menggunakan LKS untuk mata pelajaran biologi pada siswa kelas VII di SMP Negeri I Labuapi.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada kelas VII SMP Negeri 1 Labuapi yang terdiri dari dua kelas yaitu VII D dengan jumlah siswa 32 orang sebagai kelas kontrol dan kelas VII E dengan jumlah siswa 33 orang sebagai kelas eksperimen, dimana kelas eksperimen menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan kelas kontrol tidak menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS). Penelitian ini dimulai dari bulan Mei sampai Juni Tahun Pelajaran 2008/2009.
Data mengenai hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 1 Labuapi tahun pelajaran 2008/2009 didapat dari hasil tes yang dilakukan pada masa akhir pengajaran yaitu pada kelas eksperimen yang menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) dan pada kelas kontrol tidak menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) secara sederhana data tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4. 1. Data Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 1
Labuapi Tahun Pelajaran 2008/2009.
No
|
Keterangan
|
Kelas
|
Peningkatan
| |
Kontrol
|
Eksperimen
| |||
1
|
Nilai Tertinggi
|
80
|
90
|
10
|
2
|
Nilai Terendah
|
30
|
45
|
15
|
3
|
Nilai Rata-rata
|
59,84
|
68,33
|
8,49
|
Sumber: Data primer (diolah) dari hasil tes belajar siswa
Dari tabel 4.1. di atas dapat diketahui perbedaan hasil belajar siswa yang diperoleh kelas eksperimen dan kelas kontrol. Ini bisa kita lihat dari nilai tertinggi, nilai terendah dan nilai rata-rata siswa kelas ekperimen lebih tinggi di bandingkan kelas kontrol. Jadi ada perbedaan prestasi belajar siswa yang diajarkan menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan siswa yang tidak menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS).
Berdasarkan hasil perhitungan secara statistik diperoleh bahwa nilai t-hitung adalah 3,132 sedangkan t-tabel pada taraf signifikan 5 % dengan db = n + n- 2 = 33 + 32 – 2 = 63 adalah 2,000. Karena nilai t-hitung yang diperoleh lebih besar dari pada t-tabel maka dikatakan bahwa hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima, itu berarti “Ada pengaruh penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) terhadap peningkatan prestasi belajar pada mata pelajaran Biologi kelas VII SMP Negeri 1 Labuapi tahun pelajaran 2008/2009.
Tabel 4. 2. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol di SMP Negeri 1 Labuapi Tahun Pelajaran
2008/2009
No
|
Keterangan
|
Kelas
|
Persentase
Peningkatan
(%)
| |
Kontrol
|
Eksperimen
| |||
1
|
Jumlah Siswa (n)
|
32
|
33
|
1
|
2
|
Nilai Tertinggi
|
80
|
90
|
10
|
3
|
Nilai Terendah
|
30
|
45
|
15
|
4
|
Nilai Rata-rata
|
59.84
|
68,33
|
8,49
|
5
|
Siswa Yang Tuntas
|
16
|
28
|
12
|
6
|
Siswa Yang tidak Tuntas
|
16
|
5
|
11
|
7
|
Persentase Ketuntasan (%)
|
50
|
85
|
35
|
Sumber: Data primer (diolah) dari tes hasil belajar siswa
Dari tabel 4. 2. di atas dapat diketahui bahwa nilai hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Hal ini menandakan bahwa dengan menggunakan Lembar Kerja Siswa dalam proses belajar mengajar maka akan mempengaruhi peningktan prestasi belajar siswa.
4.2. Pembahasan.
Dari hasil analisis data diperoleh bahwa hasil “t-hitung” lebih besar dari “t-tabel”. Hal ini menunjukkan bahwa siswa kelas VII E yang menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) dalam proses belajar mengajar mempunyai prestasi yang lebih baik di bandingkan prestasi siswa kelas VII D yang tidak menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS).
Siswa yang menggunkan Lembar Kerja Siswa (LKS), lebih aktif mengerjakan dan menjawab pertanyaan yang ada di dalam Lembar Kerja Siswa (LKS). Siswa juga aktif membaca buku yang relevan dengan materi pelajaran selain yang diperoleh dari gurunya tanpa menunggu perintah dari guru. Melalui keterlibatan langsung dalam kegiatan proses belajar mengajar akan terbentuk komunikasi tiga arah yaitu: guru dan siswa, Siswa dan guru, siswa dan siswa. Materi yang belum mengerti dapat dijelaskan oleh temannya tanpa menunggu penjelasan dari gurunya.
Dengan adanya Lembar Kerja siswa (LKS) maka siswa terlibat lebih aktif dalam proses belajar, membawa ketingkat kematangan berpikir siswa ke yang lebih tinggi, membantu guru dalam menyusun atau menentukan rencana pelajaran, memberi pedoman bagi dan siswa dalam melaksanakan suatu kegiatan, melatih siswa untuk mengembangkan keterampilan sesuai dengan tututan kurikulum yang berlaku dan membantu siswa menambah informasi tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan Ismayani (2000) dalam Farinduana (2006).
Lembar Kerja Siswa (LKS) dapat memberi dorongan belajar atau motivasi belajar kepada siswa dengan cara mengerjakan tugas-tugas yang ada pada Lembar Kerja Siswa (LKS) atau juga untuk melengkapi buku paket, oleh karena itu Lembar Kerja Siswa (LKS) dapat dijadikan sebagai pemacu prestasi belajar siswa.
Selain membuat siswa akan aktif dan dapat meningkatkan mtivasi siswa, Lembar Kerja Siswa (LKS) juga dapat digunakan untuk mempertahankan minat siswa dan mencegah terjadinya keadaan monoton, dapat memberikan kesempatan untuk saling membagi informasi dan pengalaman sehingga dapat dimunculkan gagasan dan pengertian baru, dapat memberikan kesempatan untuk melatih dan mempelajari keterampilan, intelektual seperti menyusun fakta, berpikir secara efektif, memberikan kesempatan untuk melatih dalam komunikasi antara individu dan saling bekerja sama Ismayani (2000) dalam Farinduana (2006)).
Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan salah satu sarana untuk mempermudah dalam kegiatan belajar mengajar dan meningkatkan prestasi belajar siswa. Menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan tugas guru. Hal ini bertujuan supaya guru juga aktif di dalam merencanakan proses pembelajaran.
Siswa yang tidak menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS), prestasinya akan lebih rendah jika dibandingkan dengan mereka yang menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS). Hal ini disebabkan karena siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran, siswa tidak berusaha atau tidak mau mencari buku pedoman sendiri, siswa hanya menerima apa yang disampaikan oleh guru, sehingga keinginan untuk belajar atau motivasi belajar siswa rendah, sedangkan komunikasi dengan temannya relatif terbatas. Kegiatan belajar berkelompok kurang aktif karena cenderung mengharapkan penjelasan dari guru. Siswa tidak mau berusaha sendiri dan siswa tidak mempunyai Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk dijadikan pegangan dalam kegiatan pembelajaran.
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dihitung secara statistik diperoleh bahwa nilai t-hitung adalah 3,132 > t-tabel pada taraf signifikan 5 % dengan db = n + n- 2 = 33 + 32 – 2 = 63 adalah 2,000, dengan demikian bisa disimpulkan “Ada pengaruh penggunaan Lembar Kerja Siswa (LKS) terhadap peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Biologi kelas VII SMP Negeri 1 Labuapi tahun pelajaran 2008/2009”.
DISTRIBUSI T
df
|
Proporsi dalam satu ekor
0,25 0,10 0,05 0,025 0,01 0,005
|
Proporsi dalam dua ekor
0,50 0,020 0,10 0,05 0,02 0,01
| |
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
40
60
120
|
1,100 3,078 6,314 12,706 31,821 63,657
0,816 1,886 2,290 4,303 6,965 9,925
0,765 1,638 2,353 3,182 4,541 5,841
0,741 1,533 2,123 2,776 3,747 4,604
0,727 1,473 2,015 2,571 3,365 4,032
0,718 1,440 1,943 2,447 3,143 3,707
0,711 1,415 1,895 2,365 2,998 3,499
0,706 1,397 1,860 2,306 2,896 3,355
0,703 1,383 1,833 2,262 2,821 3,325
0,700 1,372 1,812 2,228 2,764 3,169
0,697 1,363 1,796 2,201 2,718 3,106
0,695 1,356 1,782 2,179 2,781 3,055
0,694 1,350 1,771 2,160 2,650 3,012
0,692 1,345 1,761 2,145 2,624 2,977
0,691 1,341 1,753 2,131 2,602 2,947
0,690 1,337 1,746 2,120 2,583 2,921
0,689 1,333 1,740 2,110 2,567 2,898
0,688 1,330 1,734 2,101 2,552 2,878
0,688 1,328 1,729 2,093 2,539 2,861
0,687 1,325 1,725 2,086 2,528 2,845
|
0,686 1,323 1,721 2,080 2,518 2,831
0,686 1,321 1,717 2,074 2,508 2,819
0,685 1,319 1,714 2,069 2,500 2,808
0,685 1,318 1,711 2,064 2,492 2,797
0,684 1,316 1,708 2,060 2,485 2,787
0,684 1,315 1,706 2,056 2,479 2,779
0,684 1,314 1,703 2,052 2,473 2,771
0,683 1,313 1,701 2,048 2,467 2,763
0,683 1,311 1,699 2,045 2,462 2,756
0,683 1,310 1,697 2,042 2,457 2,750
0,681 1,303 1,684 2,021 2,423 2,704
0,679 1,296 1,671 2,000 2,390 2,660
0,677 1,289 1,658 1,980 2,358 2,617
0,674 1,282 1,645 1,960 2,326 2,576
|
Comments
Post a Comment